Senin, 17 Oktober 2011

*sigh*

Aku tidak pernah benar-benar melupakanmu.

Aku pernah, bahkan sering berpikir, apakah hal yang aku ingat juga kamu ingat.

Ini bukan tentang bagaimana kamu harus bersikap lagi.

Aku lihat apa yang ku lihat setiap harinya.

Aku dengar apa yang ku dengar setiap detik aku disana.

Jika raport sekolah tentang seberapa pintar kamu berpura-pura, aku cabut gelar itu dari mereka yang pintar dalam akademis sesungguhnya.

Aku benar-benar ingin jujur, setidaknya pada diriku sendiri, tapi kegiatan melihat dan mendengar membuatku kehilangan apa yang menjadi tumpuanku.

Kadang aku membenci mereka yang TIDAK tahu.

Mereka yang tidak tahu dan dengan enteng mendorongmu membuat suatu ikatan yang aku benci.

Mereka tertawa, senang, bahagia karena mereka TIDAK tahu.

Apa jadinya jika mereka semua tahu?

Bagaimana dengan aku?

Duduk disana, melakukan kegiatan itu lagi. Melihat dan mendengar.

Ikut tertawa seadanya, sebisa yang aku mampu.

Berlaga bahwa aku biasa saja, bisa kamu lihat aku harus sekolah acting jika harus terus seperti ini.

Kamu tahu, tawa paksa itu rasanya aneh, seperti makan kacang dengan kulitnya. Atau makan daging ayam dan kamu telan dengan tulang-tulangnya.

Aku tidak lagi mengharapkan sesuatu kembali lagi seperti dulu. Sumpah, aku bosan.

Aku hanya ingin, aku mohon, tolong berhenti. Setidaknya jangan dihadapanku.......

0 komentar:

Posting Komentar