Selasa, 02 November 2010

An article said, "Cinta itu buta" Coba pikirkan 1000x lagi!

1+1 = 1
"Hanya karena kamu adalah 'pasangan' seseorang, bukan berarti kamu mesti ngelupain pentingnya 'teman' atau orang-orang disekitar kamu. . ."

Menteri Perhubungan Australia, Anne Hollands, pernah bilang bahwa memiliki kebebasan pribadi itu penting meski kamu lagi dalam status 'pacaran'. Melakukan banyak hal bareng pacar emang seru, tapi kalau sampai kamu misalnya membatalkan latihan tim voli kamu demi bisa pergi nonton bareng pacar atau memilih hang out bareng temen-temen pacar kamu daripada temen-temen kamu, itu berarti kamu udah mulai kehilangan sebagian kebebasan kamu.
Menghabiskan sebagian waktumu bareng pacar bakal bikin kamu menjauh dari teman, atau keluarga.

taken from GIRLFRIEND MAGAZINE.

--------------------------------------------------------------------------
1. pacaran=belajar mengenali
2. Pacaran=Belajar Menghormati
3. Pacaran=Semangat
4. Pacaran=Tukar Ilmu
5. Pacaran=Teman Curhat

taken from b'girl Magazine.
-----------------------------------------------------------------------------------
BIG NO NO !!
Tidak akan menjadi masalah jika status pacaran itu membawa pengaruh positif dalam hidup kita. Tapi itu akan menjadi masalah jika pacaran dijadikan ajang untuk melakukan 'sesuatu' di luar aturan. Bagi kebanyakan remaja seumuran kita, making out or free sex are such an usual thing. -__-. Buktinya, lihat disekitar! Pacaran emang seru, kita jadi bisa punya seseorang yang bakal worry kalo kita kenapa-napa dan sayang sama kita, tapi semuanya bakal jadi memprihatinkan kalau status pacaran disalahgunakan, misalnya: cewek dan cowok yang pacaran dan udah ga malu buat mengumbar kemesraan mereka didepan umum, kemesraan yang kaya gimana? You think by yourself lah.(saya GA akan nulis gini kalo kemesraannya masih dalam konteks wajar). Selain pandangan teman-temannya jadi jelek ke mereka yang melakukan itu, orang-orang disekitarnya pun jadi risih.
Sorry to say dude, tapi kita ga ngontrak didunia ini.
Dan menurut GIRLFRIEND MAGAZINE yang saya baca :
Pacaran sudah dikatakan tidak sehat jika :
1. menghabiskan waktu dan energi untuk mengurus sang pacar. (they're not a baby, are they?!)
2. mencoba mengubah pacar menjadi seseorang yang lain. (trust me, no one BETTER than yourself. Jika pacar kamu ingin kamu berubah, than he/she doesn't love you for who you are, it's time to find another guy/girl. Or, ask your boyfriend/girlfirend to change you become a superman)
3. meniggalkan teman dan keluarga demi pacar. (agh, we are educated person, so, we won't do that. Are we?!)
4. lips lock or other bitchy stuff jadi kegiatan utama kalau lagi pacaran dan akan lebih parah jika melakukannya didepan umum. (damn, such a whore. Do 'IT' nonpublic please?!)
5. dalam mengambil keputusan didominasi oleh satu pihak saja/selalu meminta izin ke pacar setiap kali kalian ingin pergi atau melakukan sesuatu. (For God sake, bagaimana dengan peran orang tua?
is'nt it reasonable if you want to ask permission and you straight to your parents?! ta-da!? or maybe your girl/boy is your new parents hahaha no offence)
6. lebih banyak merasa bete dan stres daripada fun dalam menjalani hubungan. (. . . . . . . -__-")

Jadi, saya memposting isi blog ini tidak untuk memojokan seseorang, ya mungkin sedikit tapi bukan itu yang jadi kesimpulannya. Yang terpenting adalah, "Kita bisa membawa diri dan bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri ketika semua hal disekitar kita tidak lagi memiliki harga untuk dijadikan panutan. . ."

No offence ya. Ini hanya pandangan saya saja. Saya bersyukur jika ada yang setuju, dan untuk yang tidak setuju, God bless you guys. We have our human rights for everything.
Thanks to Girlfriend Magazine and b'girl Magazine.

NADHIEZT, OUT.



0 komentar:

Posting Komentar