Senin, 29 November 2010

You know how to KILL the pain !

Sekalipun aku jujur, aku jujur hanya pada diriku sendiri.

Seharusnya ia punya mata lebih dari itu dan mampu melihat nadiku mempercepat kerjanya membawa setiap sel-sel darah ke otakku dan mati disana.

Aku butuh oksigen lebih dari biasanya.

Karena setiap hirupan oksigen ku buang sia-sia dengan rasa sesak dan kuhirup lagi dengan tenaga sisa dari tubuhku.

Mataku tidak bisa pura-pura tak melihat.
Setiap cahaya yang diterima retinaku, dijadikannya penglihatan yang masuk dalam kotak pos otakku. Tidak tau kan kau? Itu yang kemudikan tingkahku seperti ini.

Dan telingaku. Ia punya hak untuk mendengar rangkaian kata yang kau sebut kalimat dari setiap lidah.

Aku disana. Dan hanya menelan ludah.


MENGAPA?

Karena memang Tuhan telah memberikan mata dan telinga dengan rangkaian tugasnya masing-masing dan aku adalah si 'penikmat' dari yang Tuhan berikan.

Bukannya bersyukur, aku malah ingin berteriak.
Mengapa tidak kau cerna rasa sedihku?
Dan kau baca rasa bahagiaku?


Bukan salahku kan? Bukan salah mereka juga?
Lalu ini salah siapa?




















"Jika manusia tercipta dengan kesabaran yang benar-benar terbatas. Berarti aku bukan lagi salah satunya . . . " -Nadhiezt

0 komentar:

Posting Komentar